Tuesday, February 5, 2013

Penyakit eraman pada lebah madu

Penyakit american fould brood ( afb )

Penyakit ini menyebar luas semua dunia, di seluruh benua serta pulau-pulau pasifik. penyakit ini amat umum di korea serta mengakibatkan rusaknya yang kronis tak hanya di korea penyakit ini dulu jadi eksplosif di sebagian pulau di hawai di mana pada waktu itu dapat menghentikan peternakan lebah madu yang ada.

Afb tidak mengakibatkan kerusakan koloni pada th. pertama kehadirannya, tetapi apabila tidak terdeteksi serta tidak tekontontrol maka penyakit ini dapat menyebar pada selurh tempat serta dapat menghancurkan peternakan lebah madu.

Penyakit american fould brood dikarenakan oleh bakteri bacillus larvae serta cuma sporanya yang sanggup mengawali penyakit. larva akan bekerja, jantan serta ratu amat sensitif pada afb sampai usia tiga hari sesudah menetas serta lantas jadi kebal pada penyakit tersebut. larva yang tertular terlihat sehat serta tidak terlaihat abnormal sampai sekian hari lantas pada saat tertutup didalam beberapa sel ssarang.

Sisiran yang sudah diserang afb biasanya tampak layaknya kotak-kotak lada tetapi pada serangan yang mudah kenampakannya tidaklah demikianlah. tutup sel eraman yang sakit lebih coklat-gelap dari yang normal, umumnya berlubang serta cekung ke didalam.

Sarva yang sehat warnanya putih mutiara namun larva yang sakit warnanya beralih dari putih pudar hinggga coklat serta selanjutnya hitam sampai berlanjutnya penyakit. eraman yang dicurigai sakit, dicongkel dengan hati-hati lantas dibuang. apabila penyakit berlanjut dapat terbentuk kerak. apabila penyakit membunuh pupa, pupa yang mengeras menjulur layaknya benang kerak menuju sedang sel sarang.



Penyakit european fould brood ( efb )

Penyakit ini dikarenakan oleh bakteri melissococcus pluton serta penyabarannya luas di sebagian negara dan penyakit ini sama ganasnya dengan afb. timbulnya penyakit efb umumnya pada perkembangan puncak populasi lebah madu. didalam serangan yang tinggi bisa menyebabkan penurunan populasi lebah madu beserta produksinya, kadang-kadang tanda-tanda dari penyakit ini tidak tampak meskipun populasi lebah madu sudah meraih puncak.

Lebah pekerja, jantan serta ratu seluruhnya tidak tahan pada efb. larva yang terkena efb umumnya mati sesudah 4 hari menetas pada saat sel sarang tetap terbuka. tidak sama dari afb yang mematikan pada fase awal yakkni pada saat baru menetas didalam sel sarang.

Tampilan sisiran yang diserang efb serupa dengan yang diserang afb. sisiran eraman bercak-bercak, warna tutup sel sarang beralih, berlubang-lubang serta cekung. larva yang sakit warnanya beralih dari putih mutiara jadi kuning serta pada khirnya hitam. pada fase berwarna kuning tampak layaknya system percabangan trachea berwarna benang-benang kuning. larva umumnya tampak kurus, mengeriput melekat di sel sarang.

Penyakit sel eraman

Penyakit sel eraman atau biasa dimaksud dengan sac-brood yaitu hanya satu penyakit eraman yang dikarenakan oleh virus. biasanya cuma berlangsung pada sebagaian kecil larva serta jarang memusnahkan koloni.

Larva yang diserang sac-brood warnanya beralih dari putih mutiara jadi kelabu serta selanjutnya hitam. larva mati pada saat tetap fase lurus, pas menyambut lantas pupa hingga larva yang diserang umumnya ada didalam sel sarang tertutup. tutup sel adakalanya cekung serta warnanya beralih serta berlubang. penyakit tersebut jarang jadi kronis serta memberikan bercak-bercak lada layaknya halnya afb

Penyakit pengapuran eraman atau chalk-brood disease

Penyakit pengapuran eraman dikarenakan oleh jamur ascosphaera apis. banyak pendapat perihal penyakit ini baik tingkat kerugian serta pemicunya. laporan dari burma menyebutkan bahwa penyakit ini dihubungkan dengan musim hujan yang mengakibatkan kelembapan jadi tinggi serta pada koloni lemah selanjutnya meninggalkan sarang. laporan dari belize ( amerika sedang ) menyebutkan penyakit tersebut jarang mematikan namun mungkin melemahkan koloni selama th..

Penyakit chalk-brood lebih banayak menyerang pada larva lebbah pekerja serta lebah jantan. jamur memparasit pada larva usia 3-4 hari sesudah menetas. larva yang terparasit dapat segera ditutupi oleh miselium putih menyerupai kapas yang dapat mencukupi semua sarang. setelah itu pada serangan lanjut miselium dapat mongering, membentuk bahan padat yang dikenal sebagai mumi. mumi bisa didapati di pintu masuk sarang koloni yang tertular maupun pada lantai sarang  

0 comments:

Post a Comment